Rabu, 26 Februari 2014

Oleh-Oleh dari OSEBI

Di penghujung Desember 2013, saya dapatkan brosur OSEBI (Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia yang diadakan oleh pasiad INDONESIA (Pacific Countries Social and Economic Solidarty Association). Saya sampaikan informasi ini kepada semua siswa MTsN LAB UIN Yogyakarta, hingga ada 5 orang anak yang mengajukan cerpennya kepada saya, untuk kemudian kami bersama-sama saling belajar untuk memperbaiki cerpen tersebut. Mereka adalah Eksanti Ayu Widayati, Faizal Al Majid, Savika Pulung Iswari, Shoimatul Laily, dan Tyas Nur Annisa. Bagi saya, kelima cerpen terseut semuanya bagus, berkarakter, dan orisinal karya mereka sendiri. Semuanya layak menjadi pemenang. Kalau toh akhirnya hanya cerpen milik Savika yang lolos masuk final, itu hanya masalah seleksi. Alhamdulillah, sungguh tak saya sangka, siswa saya, Savika ulung Iswari, kelas !XA MTsN LAB UIN Yogyakarta dapat lolos menjadi finalis OSEBI tingkat nasional. Untuk itu Savika, beserta saya selaku guru pembimbing, mendapat tiket ke Jakarta untuk ikut final OSEBI dari tanggal 17 Februari hingga 19 Februari 2014. Acara ini digelar di dua tempat. Untuk semifinal dan Uji Kompetensi Bahasa Indonesia diselenggarakan di Graha Insan Cita Depok, adapun malam grandfinal diselenggarakan di Gedung Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah. Tanggal 17 Februari pukul 19.00 WIB acara dibuka oleh panitia, dilanjutkan pengarahan. OSEBI ini terdiri dari berbagai kategori lomba, yaitu Menyanyi Solo, Penampilan Puisi, Tari Kreasi Nusantara, Menulis Artikel, Menulis Cerpen, Menulis Puisi, dan Guru Berbakat. Kesemua finalis menggunakan kaos OSEBI mengikuti uji kompetensi bahasa Indonesia yang dilaksanakan keesokan harinya pukul 08.00 – 09.00 WIB. Pukul 10.00 WIB dilanjutkan Babak Semifinal Lomba Pembacaan Puisi dan Menyanyi Solo. Setelah diselingi dengan ishoma, dilanjutkan Babak Semifinal cabang Tari Kreasi Nusantara. Sore harinya jpukul 16.00 adalah acar yang mendebarkan, karena akan disampaikan siapa saja yang masuk baba final. Adapun Untuk kategori menulis memang dari awal sudah disetting langsung diambil 3 finalis, sehinga otomatis langsung masuk babak final. Untuk penampilan puisi, benar-benar membuat merinding bahkan meleleahkan air mata. Kategori menyanyi sebetaulnya diambil 3 yang masuk babak final, namun ada dua peserta yang nilainya sama, sehingga diambil 4 peserta. Suara finalis bagus-bagus dan berkarakter. Kategori menari benar-benar menakjubkan penampilannya. Menyuguhkan tarian yang luar biasa. Ada yang tariannya rampak, kompak, luwes. Ada tari Bentang Khatulistiwa yang dibawakan oleh finalis yang kesemuanya ccowok, bahkan tari Lintang ada peserta yang berdiri di atas nampan, dengan tangan membawa lilin. Itu adegan pengambara menuju nirwana. Saya yakin, itu bukan hasil satu dua kali latihan. Ini yang ingin saya garis bawahi. Kerja keras. Adapun Untuk kategori menulis memang dari awal sudah disetting langsung diambil 3 finalis, sehinga otomatis langsung masuk babak final. Peserta yang lolos semifinal akan unjuk kebolehan lagi pada malam grandfinal tanggal 19 Februari di Sasono Langen Budahoyo TMII. Acara digelar di tempat yang menurut saya cukup spektakuler. Selain penampilan finalis, ditampilkan juga penampilan finalis lain yang tidak lolos ke final. Tak ketinggalan acara hiburan dari anak-anak SD Kharisma Bangsa. Acara cukup semarak dan berjalan dengan sukses. Dan inilah puncaknya penganugerahan medali dan penyampaian hadiah. Berikut yang berhasil. Kategori Penampilan puisi Tri Meilani Ameliya SMA Pribadi BBS Bandung Jawa Barat Medali Emas Farah Bahirotun SD IT Ummul Quro Bogor Jawa Barat Medali Perak Fina Leonita SMPIT IQRA’ KOTA BENGKULU Bengkulu Medali Perunggu Kategori Menyanyi Solo Jessica Hesyana SMP Darma Yudha, Pekanbaru Riau Medali Emas Aqila Nur Rahmalia SMAN 10 Malang Jawa Timur Medali Perak Aqiela Fadia Haya SMP Kesatuan Bangsa Yogyakarta Medali Perunggu Kategori Tari Kreasi Nusantara Tari Kuau SMAN 8 Muaro Jambi Jambi Medali Emas Tari Lintang SMAN Sumatra Selatan Sumatra Selatan Medali Perak Tari Bentang Khatulistiwa SMA Pribadi BBS Bandung Jawa Barat Medali Perunggu Kategori Menulis Esai Ratna Bintari SMA Semesta, Semarang Jawa Tengah Medali Emas Alya Birzana Devi Akademi Siswa Bangsa Internasional (SMA Sampoerna) Jawa Barat Medali Perak Widya Rizky Romadhona SMAN 10 SAMARINDA Kalimantan Timur Medali Perunggu Kategori Menulis Cerpen Marselia Alifiani SMP Negeri 14 Kota Pekalongan Jawa Tengah Medali Emas Muhammad Fauzan Alif Radjawali SMP Pribadi Depok Jawa Barat Medali Perak Savika Pulung Iswari MTsN LAB UIN Yogyakarta Yogyakarta Medali Perunggu Kategori Menulis Puisi Fadilah Mutiara Maharani SD Islam Roudhotul Jannah Sumatera Barat Medali Emas Putri Zahra Naya SD Muhammadiyah 14 Palembang Sumatera Selatan Medali Perunggu Pemenang OSEBI 2014 Kategori GURU TERBAIK Dafnedi, S.Sn., M.Sn SMA Negeri 7 Sarolangun, Jambi GURU KESENIAN Hj. Marmiyanah, M.Pd. SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung, Sumatra Selatan GURU BAHASA INDONESIA Savika ulung Iswari mendapatkan Medali Perunggu. Bolehlah mendamba mendapatkan medali emas, namun ketika kita sudah melakukan hal terbaik, maka yang kita dapatkan itulah yang terbaik. Saya tidak kecewa. Saya tetap bangga padamu, Nak. Bukan medali itu yang sebetulnya membahagiakan hati saya. Namun lebih pada pengalaman luar biasa bertemu dengan orang-orang hebat, di ajang yang hebat. Slogan osebi sendiri memilih terbaik di antara yang terbaik. Di sini benar-benar merasa se-Indonesia. Tidak ada lagi aroma persaingan yang menjatuhkan. Kami bangga sekali dapat bertemu di sini dan lagu Indonesia raya terasa mendebarkan hati saya. Saya sempat ngobrol-ngobrol dengan para finalis, mereka adalah anak-anak hebat dan berbakat. Ada yang memasuki program khsus untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, ada yang menjadi ketua osis, ada yang sudah bolak-balik mengikuti ajang di tingkat nasional, ada yang sudah menjadi penyiar. Luar biasa. Adapun dari para pembimbing, saya harus benar-benar berkata wow. Mereka mempunyai segudang prestasi yang membuat saya berdecak kagum, sekaligus tatapan iri akan pengalaman yang dimiliki. Ituyang membuat saya bertambah semangat. Bahkan tanpa ragu, mereka berbagi tips bagaimana membimbing siswa. Juga saat kami bersama-sama guru pembimbing me- make up peserta (Kecuali saya, ya, karena mana pintar saya make up hehe). Tak ada lagi itu siswamu, ini siswaku, namun, kalian siswa kami. Ada juga saat yang membuat hati saya mak jleb. Sehabis shalat subuh saya bertandang ke kamar Savika murid saya. Di sana, saya jumpai ada peserta finalis yang sedang tilawah qur’an dengan khususknya. bahkan dalam suasana lomba mereka masih menyempatkan diri untuk tilawah. Saat azan berkumandang, mereka berbondong-bondong ke masjid. Lalu hari masih pagi pagi saat sy lihat sudah banyak yang menggelosor di serambi masjid untuk belajar materi yang akan diujikan. Keren. Saya temui binar-binar wajah Indonesia. Wajah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyaarta, Riau, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Banten, Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, juga Kalimantan Timur. Sungguh, kalian hebat. Semuanya bermental juara. Nah, catatan yang berikut ini, khusus bagi saya dan Savika. Setelah tadi kami mendapatkan kenalan, perteman, persaudaraan, maka ini pengalaman kami sendiri. Anda boleh mengatakan kami udik, atau ndeso, tapi benarlah, ini memang pengalaman pertama kali mengunjungi TMII berikut kereta gantung. Pengalaman pertama naik KRL dan pengalaman pertama naik bajaj, hehe. Dan Jakarta ini menurut kami, panas, penuh polusi dan semrawut. Tapi tulah gambaran ibu kota Indonesia. Selama di sana rute yang kami lewati tidak banjir. Oya, ucapan terima kasih saya sampaikan juga kepada adik sepupu saya yangcantik Desy Ariyanti, yang telah bersedia mengantarkan kami dengan mobilnya dari Pulogadung ke Depok. Juga kepada Bu Diana Rosalina, atas sambutannya yang ramah di Mutiara Indah Depok. Terima kasih untuk sarapan, bekal makan siang sekaligus tiket kereta KRLnya. Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang melimpah. Terima kasih juga tak terhingga kepada suami yang saya hormati dan saya cintai Maz Adhi Heryadi, yang telah menjadi abi yang hebat. Ditinggal empat hari, mengasuh Fathin Fatih dan pekerjaan rumah tangga yang saya yakin segunung itu. Belum lagi tugas kantornya. Makasih,cinta…  Terima kasih juga untuk pihak sekolah yang mendukung kami. Daaan, untuk anakku Savika Pulung Iswari, terimakasih sudah bawa ibu ke ajang OSEBI. Sssst, jangan mabukan lagi ya kalau naik bus, mobil, taksi, atau KRL. hehehehe…. Perjuanganmu masih panang. Kamu sudah janji pada bu Yeti akan tetap menulis. Ingat itu ya… Banyak yang membuncah di dada ini, namun tak terungkap lewat kata. Alhamdulillah.