Penulis: Tere Liye
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Kota Penerbit: Jakarta
Tahun Penerbitan: 2016
Nomor ISBN: 078-602-03-3211-6
Tebal : 400 halaman
Ukuran: 20 cm
Ukuran: 20 cm
Warna Sampul: Cokelat
Harga: Rp88.000
Jika pada Novel Bumi bercerita tentang
petualangan ke Klan Bulan, dan Novel Bulan tentang petualangan ke Klan Matahari,
Nah, maka Novel Matahari ini bercerita tentang serunya Raib, Seli, dan Ali menemukan
Klan Bintang.
Dikisahkan, ada empat kehidupan yang berjalan
secara serempak di atas planet ini. Yang pertama adalah Klan Bumi atau disebut
juga dengan Makhluk Tanah atau Makhluk Rendah; Kedua, Klan Bulan atau juga
dikenal dengan sebutan Makhluk Bayangan, tinggal di atas tanah; Ketiga adalah Klan
Matahari atau juga dikenal dengan Makluk cahaya, tinggal di atas tanah, antara
awan-awan; Dan yang keempat adalah Klan Bintang atau disebut juga Klan Titik
Terjauh. Sayangnya, tidak ada yang memiliki pengetahuan tentang dunia Klan Bintang
ini. Tidak ada yang pernah menembus dunia mereka.
Namun, siapa sangka, justru Ali, makhluk rendah
dari Klan Bumi, berkat kejeniusan dan ketekunannya membaca berhasil mengetahui
di mana letak Klan Bintang. Suatu klan yang tak banyak diketahui.
Bagi Raib, teman Ali yang berasal dari Klan
Bulan, sebetulnya mudah saja menuju Klan Bintang, -klan yang konon paling tua,
dan memiliki pengetahuan paling maju- yaitu dengan menggunakan Buku Kehidupan
miliknya.
Ketika Ali dengan antusias meminta Raib membuka
portal menuju Klan Bintang menggunakan Buku Kehidupan miliknya, Raib justru
menolak mentah-mentah ide tersebut. Raib tegas mengemukakan alasan yaitu
memenuhi janjinya pada Miss Selena aka Miss Keriting dan Av, sesepuh Klan Bulan
untuk tidak membuka portal lain tanpa izinnya.
Maka, Ali, si genius. Seperti biasa tak kurang
akal. Dia berhasil menciptakan kendaraan berupa kapsul yang digunakan untuk ke
Klan Bintang. Nama kendaraannya yang Ali ciptakan adalah ILY. Nama tersebut
untuk mengenang sahabat mereka yang gugur ketika bertempur pada petualangan sebelumnya
di Klan Matahari.
Ali meyakini bahwa letak Klan Bintang adalah
berada di perut bumi. Maka dimulailah petuangan ketiga remaja menuju Klan Bintang.
Ternyata beberapa kejutan segera menyambut ketiganya. Bahaya pun menanti mereka.
Di mulut lorong kuno tempat mereka memulai
start menuju perut bumi mereka sudah dihadang oleh ular berukuran besar yang
jika mulutnya membuka lebar bisa menelan seekor anak sapi, dengan gigi tajam
dan bisanya menyembur di udara bahkan sebelum gigitan mematikan itu tiba.
Hingga tibalah mereka di mantle, lapisan
bumi yang kedua, tempat keberadaan Klan
Bintang. Setelah melewati kesulitan demi
kesulitan menghadang, seperti bertemu lagi dengan ular-ular raksasa, serangan
ribuan kelelawar akhirnya mereka justru dikejar sosok asing dan berhasil menawan
dan membawa ketiga remaja tersebut menuju tempat sebuah perkampungan. Seorang
perempuan bernama Faarazaraaf (Faar) makhluk Klan Bintang menyambut mereka.
Klan Bintang menyukai bentuk simetris. Itu
sudah menjadi pola hidup, simbol keseimbangan, keteraturan. Penduduk Klan
Matahari menyukai bangunan kotak. Bahkan nama-nama penduduk Klan Bintang juga
simetris. Bentuk ini tidak hanya indah dilihat, tapi memiliki fungsi. Itu
bentuk paling kokoh di perut bumi.
Ibu kota Klan Bintang adalah Kota Zaramaraz.
Tak membutuhkan waktu lama, Raib, Seli dan Ali menjadi buron karena atas
keberadaan mereka sebagai makhluk asing yang menyelinap. Dan bagi setiap
penyelinap ada hukumannya karena bagi Klan Bintang hal tersebut merupakan
ancaman. Mereka ingin segera kembali ke permukaan dengan buku kehidupan milik
Raib, tetapi apa daya. Buku tersebut disita Sekretari Dewan Kota. Padahal buku
itulah satu-satunya cara membuka portal pulang
kembali ke permukaan bumi.
Oleh karenanya mereka secara diam-diam hendak mengambil
kembali mengambil buku kehidupan milik Raib. Ketiga remaja tersebut terlibat
pertempuran di Markas Dewan Kota saat penyelinapannya diketahui. Ketiganya
mengerahkan kemampuan. Raib dengan menghilang dan pukulan saljunya, Seli dengan
Petir dari tangannya, adapaun Ali, berubah menjadi beruang besar. Namun mereka
tetap harus mengalami nasip tragis, dipenjara. Bagaimana kelanjutan kisah
mereka? Lebih seru jika kalian membacanya sendiri.
Novel Matahari ini cocok dibaca oleh segala
usia, terutama remaja. Mnegingat tokoh utama dalam novel ini remaja, 15 tahun.
Akan banyak lautan hikmah yang dapat kita petik. Pentingnya menguasai ilmu
pengetahuan, keharusan memiliki hati yang tulus lagi penuh kebaikan, serta
mengajari untuk selalu berani mencoba menemukan hal-hal baru yang kelak berguna
untuk kemaslahatan umat.
Usai membaca novel bintang membuat tak sabar
lagi menanti kehadiran sekuel berikutnya, yaitu novel Bintang. Sepetinya
dalam novel berikutnya akan diceritakan perang dunia parallel. Mari kita
sama-sama menanti. Selamat buat tereliye. Imajinasinya begitu luar biasa, liar,
dan tak terduga.
Yeti Islamawati, S.S.
Penggemar Novel