Selasa, 12 November 2013

Pengusaha Muda Muslim menjadi Idola

Pengusaha Muda Muslim menjadi Idola

Firman Allah SWT dalam QS Al Jumu’ah ayat 10, “Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

 A.       Arti Penting Pengusaha
Suatu hari saya membaca sebuah artikel tentang mengapa banyak  orang Yahudi pintar, yang diposkan oleh Chappy Hakim. Pada salah satu poin, saya temukan kalimat “Satu dari 6 anak Yahudi, diajarkan matematik dengan konsep yang berkait langsung dengan bisnis dan perdagangan. Salah satu syarat untuk lulus dari Perguruan Tinggi bagi yang Majoring-nya bisnis, adalah, dalam tahun terakhir, dalam satu kelompok mahasiswa (terdiri dari 10 orang), harus menjalankan perusahaan. Mereka hanya dapat lulus setelah perusahaannya mendapat untung 1 juta US Dollar. Itulah sebabnya, maka lebih dari 50% perdagangan di dunia dikuasai oleh orang Yahudi.”
Ini bukan dalam rangka mengunggulkan umat yahudi, namun hanya sebagai pembanding dengan apa yang ada di negara kita, Indonesia. Di Indonesia sepanjang yang saya tahu, dari bangku TK hingga SMA, belum ada kurikulum yang mengajarkan demikian. Padahal ini sangat berkaitan dengan lifeskill, kecakapan hidup manusia.
Menjadi sebuah keniscayaan ketika banyak pemuda yang tidak menganggap penting jiwa pengusaha. Dan lebih parah lagi, menjadi pemuda yang tergantung, orang tua menjadi satu-satunya jalan untuk mengabulkan keinginannya.
Belum lama, saya menemukan hal yang menarik dari tetangga saya yang duduk di kelas 3 SD. Faris -demikian nama anak tersebut-, sudah dapat menangkap peluang pasar. Dia berjualan layang-layang. Padahal hanya berjarak satu rumah ada juga toko yang menjual layang-layang. Saya lihat layang-layangnyal ebih laku daripada toko sebelahnya. Mengapa? Ternyata ada “sesuatu” yang menarik. Pembeli yang membeli sekaligus, dipasangkan layang-layangnya. Dan dipastikannya layang-layang tersebut bisa terbang. Inilah jiwa bisnis.
Artinya apa? Bahwa sebenarnya para pemuda, bahkan anak-anak negeri kita juga berpotensi untuk menjadi pribadi unggul, dalam hal ini pengusaha. Hanya saja perlu diarahkan agar lebih berbobot baik secara kualitas, maupun kuantitas.
Hal ini didukung pendapat Hasyim Abdullah, mengenai beberapa fakta mengenai kesuksesan. Bahwa kesuksesan itu tidak ada kaitannya dengan usia, bangsa, agama, keturunan, cacat fisik, tingkat pendidikan, latar belakang keluarga. Siapa saja dapat menjadi pengusaha sukses.
Sudah saatnya kita melawan dominasi ekonomi yahudi dan nasrani, menggeser system ekonomi kapitalis dengan ekonomi Islam.

B.        Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan oleh Pengusaha Muda Muslim Saat Ini, agar kejayaan Islam di Masa Mendatang menjadi Nyata.

  1. Merekrut karyawan dari kalangan pemuda muslim itu sendiri. 
Pemuda adalah agen perubahan. Sebelum Muhammad saw diutus dan diangkat menjadi Rasulullah kehidupan beliau adalah seorang pengusaha/ entrepreneuship. Beliau adalah bussines owner dan juga investor.
Muhammad saw. memulai karir bisnis di usia 12 tahun. Perjalanan bisnis pertama adalah ketika mengikuti pamannya berdagang ke Syiria. Pada tahapan ini beliau masuk pada proses kerja magang (intership), sebagai pengusaha.

2. Saatnya  menjadi pioneer.
Pengusaha muda yang mempunyai keahlian atau ilmu dan modal harus memberdayakan pemuda lainnya untuk menjadi  pengusaha juga, sehingga akhirnya tidak ada pemuda yang menganggur, semuanya bekerja.

3. Mewujudkan peran (kontribusi) nyata bagi umat Islam.
Menilik bahwa setiap muslim dalam posisi apapun harus senantiasa berpikir, bertindak, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga, lingkungan, dan agama. Begitu juga bagi pengusaha muda muslim. Setiap wujud nyata kegiatan keislaman, baik skala kecil, menengah, maupun global haruslah didukung. Kalau dirasa ada kemampuan dalam bentuk apapun, terlibat secara langsung di dalamnya.
Dengan demikian dapat membuka mata bahwa berjuang untuk kejayaan Islam yang akan datang dapat melalui banyak cara. Salah satunya melalui bisnis, menjadi pengusaha.

4. Bekerja dengan hati
Seorang pengusaha tidak hanya melulu mencari laba. Dia juga harus mempunyai sikap sosial. Menjalankan roda bisnis dengan hati. Contohnya ada pengusaha yang ingin membuka usaha. Hendaknya dia merekrut anak yatim atau orang yang membutuhkan terlebih dahulu dengan  tanpa mengabaikan skill yang dimiliki tentunya. Seorang pebisnis muslim harus lebih memakai hati dibandingkan logika bisnis saja.
Mengapa? Karena peran dia  bukan hanya pebisnis saja, tetapi juga sebagai dai dalam bidang yang dia geluti. Yang akan menyebarkan nilai-nilai Islam, dalam hal ini menerapkan aturan Islam dalam usahanya, melalui prinsip-prinsip ekonomi Islam ke seluruh penjuru dunia. Dengan demikian bisnis jalan, dakwah juga jalan.
Salah satu caranya dengan menerapkan kejujuran, menjauhi riba, serta tidak menghalalkan segala cara. Ini penting dan bisa jadi menjadi ciri khas pengusaha muslim. Menjadi keharusan para pengusaha muda muslim mempunyai bekal ilmu, sehingga menguasai hukum-hukum yang terkait dengan jual-beli, hutang-piutang, sewa-menyewa, dan sebagainya.

5. Mempunyai landasan iman yang kokoh.
Dahulu, umat Islam pernah unggul, karena saat itu mereka menggunakan konsep Islam sebagai basis rujukannya. Misinya membebaskan manusia dari penghambaan terhadap makhluk, termasuk penghambaan terhadap harta benda.
Manusia-manusia paling terbelakang dari Jazirah Arab yang telah tersentuh tauhid, kemudian bangkit. Mereka mendatangkan buku-buku terbaik dari negeri lainnya, bahkan rela membayarnya dengan emas seberat timbangan buku tersebut. Mereka belajar dengan cepat untuk menguasai ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi. Pada gilirannya mereka menguasai kekuatan bidang militer serta kekuatan dan dominasi ekonomi. Mereka mampu mengungguli bangsa-bangsa besar lainnya.

6. Mempunyai sifat mandiri dan mampu menghargai diri sendiri
Kenapa mandiri? Salah satu faktor penghambat perkembangan muslim, khususnya para pemuda, karena kita terlalu memanjakan diri kita, sehingga ketika kita mendapatkan masalah, cenderung akan menyalahkan keadaan.
Menghargai di sini maksudnya kita harus lebih menghargai nilai-nilai kecil yang ada dalam diri kita. Dengan begitu kita sadar akan kelemahan dengan tetap melakukan usaha yang terbaik. Semua dari kita itu berpotensi. Allah SWT telah mengkaruniakan akal dan hati.

7. Hal lainnya adalah pengusaha muda muslim hendaknya inovatif, mempunyai pandangan yang luas, cerdas membaca peluang.
Sungguh ironi, keberadaan umat Islam saat ini, yang hanya dapat menjadi penonton, melihat bangsa lain menjarah. Padahal negeri-negeri Islam di dunia melimpah ruah karena kebodohan kita sendiri.


C.    Peran Pengusaha Muda Muslim untuk Kemajuan Islam di Masa Depan 
Peran pengusaha muda muslim untuk kemajuan Islam di masa depan sebagai berikut:
  1. Sebagai sumber dana dan fasilitator even yang diselenggarakan umat Islam.
  2. Sebagai teladan bagi umat Islam bahwa semakin kaya seseorang, semakin banyak sedekahnya.
  3. Sebagai gambaran bagi umat di luar Islam bahwa tidak ada larangan kaya dalam Islam.
  4. Menjadi pengusaha muda muslim berarti meneladani Rasulullah, saw. Dan para sahabatnya  dalam berbisnis.
Kalau para pemuda muslim dapat menjadi icon pemuda masa kini, alangkah hebatnya. Mereka akan bangga terhadap generasi muda dari kalangan mereka sendiri. Mengapa repot-repot mengidolakan Justin Bieber jikalau pemuda tangguh dan sukses bertebaran di sekitar kita. Bukankah demikian? Wallaahu a’lam bishowab.
  
D.        Daftar Pustaka
Abdullah, Hasyim. 2007. Muda Kaya Raya Mati Masuk Surga. Yogyakarta: SBS Publishing.
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/01/16/muhammad-saw-dan-sahabat-sang-milyuner/


Artikel ini diikutsertakan dalam lomba MYMC-AC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar